
Modal Ratusan Ribu Untung Jutaan Rupiah, Begini Cara Kerja Investasi Reksadana!
Reksadana adalah salah satu instrumen investasi yang kini tengah dilirik banyak orang, terutama buat mereka yang sudah mulai melek investasi. Pasalnya, investasi reksadana bisa menghasilkan untung besar dengan modal minim.
Sayangnya, selama ini gak sedikit orang yang beranggapan kalau investasi itu hanya untuk mereka yang berduit. Padahal dengan terjun ke investasi reksadana, kamu hanya perlu menggelontorkan dana ratusan ribu rupiah. Tak hanya itu, kamu juga gak perlu repot memantau pergerakan harga pasar layaknya investasi saham. Kenapa?
Soalnya, dana yang kamu keluarkan akan dikelola oleh manajer investasi yang sudah ahli di bidangnya. Karena itu, investasi reksadana menjadi instrumen yang tepat untuk para pemula.
Biar makin yakin untuk terjun berinvestasi, cari tahu dulu yuk apa itu investasi reksadana, mulai dari jenis hingga keuntungan dan kerugiannya di bawah ini:
Jenis reksadana di Indonesia
Ada empat jenis investasi reksadana di Indonesia yang perlu diketahui oleh para calon investor. Berikut di antaranya:
1. Reksadana pasar uang
Reksadana pasar uang menjadi salah satu instrumen yang banyak dipilih investor pemula karena risikonya paling rendah di antara yang lain. Akan tetapi keuntungan yang diberikan juga terbilang kecil.
Pasalnya, jenis reksadana yang satu ini mayoritas menggelontorkan dananya ke produk efek pasar uang, seperti deposito dan surat berharga yang jatuh temponya dibawah satu tahun.
2. Reksadana pendapatan tetap
Reksadana pendapatan tetap mengalokasikan dana investasinya ke obligasi milik pemerintah. Sementara sisanya digelontorkan ke instrumen pasar uang yang pergerakannya lebih stabil.
Sama halnya dengan reksadana pasar uang, pendapatan tetap juga memiliki risiko yang kecil dengan imbal hasil yang terbilang cukup besar. Bahkan, bisa mencapai diatas 10% dalam kurun waktu satu tahun.
[Baca Juga: Investasi Jangka Panjang Jaminan Masa Tua Bahagia, Kenali Produknya!]
3. Reksadana campuran
Investasi reksadana campuran memiliki return yang lebih besar dari pendapatan tetap namun lebih rendah dibanding saham. Akan tetapi, risikonya juga cukup besar.
Sesuai dengan namanya, produk efek reksadana campuran membagi dana ke beberapa instrumen yakni saham, obligasi, dan pasar uang. Gak heran, investasi reksadana campuran banyak dipilih para investor yang ingin mendapatkan untung dari pasar saham dan juga obligasi.
4. Reksadana saham
Reksadana saham dikenal dengan high risk high return yaitu keuntungan dan risiko sama-sama tinggi. Instrumen yang satu ini akan mengalokasikan dana ke pasar saham.
Cara kerja investasi reksadana
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, keunggulan investasi reksadana yaitu dana investor akan dikelola oleh manajer investasi. Jadi kamu hanya perlu duduk manis dirumah dan menunggu uangmu berkembang biak.
Namun untuk lebih memahami cara kerja reksadana, berikut langkah-langkahnya secara garis besar:
- Menggelontorkan dana ke lembaga pengelola atau penerbit produk reksadana yang familiar dengan nama manajer investasi.
- Manajer investasi mengalihkan dana dari nasabah ke sejumlah produk efek yang sudah dipilih oleh investor.
- Selanjutnya, investor dapat menikmati imbal hasil dari dana yang sudah digelontorkan. Tak hanya itu, mereka juga akan mendapatkan laporan yang berisi kinerja produk, komposisi aset, dan portofolio efek yang dikirimkan oleh manajer investasi secara berkala.
Keuntungan dan risiko investasi reksadana
Agar kamu lebih yakin untuk meraup uang dari investasi reksadana, berikut keuntungan dan risikonya:
Keuntungan investasi reksadana
- Dikelola oleh badan investasi
- Reksadana diatur dan diawasi oleh OJK
- Jumlah modal investasi minim
- reksadana mudah dijual dan mudah dibeli
- Dana reksadana bisa dialokasikan ke beberapa efek
Risiko investasi reksadana
- Ada beberapa biaya di reksadana
- Return reksadana tidak sebesar investasi saham langsung
- Pergerakan harga efek lebih lambat
[Baca Juga: Tajir dalam Sekejap, Apa itu P2P Lending dan Gimana Perhitungan Keuntungannya?]
Cara menghitung keuntungan investasi reksadana
Untuk mengetahui bagaimana cara menghitung keuntungannya, berikut imbal hasil yang diperoleh dari investasi reksadana seperti yang dikutip dari situs resmi Bareksa:
No | Manajer Investasi | Jenis reksadana | Imbal hasil | NAB/UP | Minimum investasi |
1 | Sucorinvest Sharia Equity Fund | Saham | 43,28% | Rp 1.989,91 | Rp 100.000 |
2 | Manulife Saham SMC Plus | Saham | 34,94% | Rp 783,87 | Rp 100.000 |
3 | Manulife Saham Andalan | Saham | 29,95% | Rp 2.093,82 | Rp 100.000 |
4 | Mega Asset Mantap Plus | Pendapatan Tetap | 29,91% | Rp 1.788,78 | Rp 100.000 |
5 | Sucorinvest Flexi Fund | Campuran | 26,17% | Rp 5.422,94 | Rp 100.000 |
Dari data di atas, diketahui kalau return atau imbal hasil terbesar berasal dari investasi saham sebesar 43,28 persen dalam waktu satu tahun yang dikelola oleh Sucorinvest Sharia Equity Fund.
Jika melihat dari imbal hasil tersebut, berapa keuntungan yang didapatkan kalau kamu rutin menanamkan modal sebesar Rp 1 juta setiap bulannya?
- Modal: Rp 1.000.000 X 12 bulan = Rp 12.000.000.
- Return per tahun: 43,28 persen.
- Fee manajer investasi: Rp 50.000.
Berikut simulasi perhitungan keuntungannya:
Rp 12.000.000 X 43,28 persen yaitu sebesar Rp 5.193.600. Keuntungan tersebut belum dikurangi dengan fee MI sebesar Rp 50.000. Maka, keuntungan bersih yang kamu peroleh yakni sebesar Rp 5.193.600 – Rp 50.000 yaitu Rp 5.143.600.
Dengan begitu, total uang yang kamu dapatkan saat melakukan penarikan dana sebesar Rp 12.000.000 (modal) – Rp 5.143.600 (keuntungan bersih) yakni Rp 17.143.600.
Sudah paham seputar investasi reksadana?
Dari penjelasan di atas, investasi reksadana menjadi salah satu pilihan buat kamu yang ingin meraup banyak pundi-pundi rupiah tanpa perlu mengeluarkan dana besar dan gak mau pusing memantau pergerakan harga pasar setiap saat.
Maka dari itu, investasi reksadana sangat direkomendasikan untuk para investor pemula sembari kamu mempelajari cara kerja investasi saham langsung untuk mendapatkan return yang lebih besar.
[Baca Juga: Cara Investasi untuk Pemula, Rekomendasi dan Simulasi Keuntungannya!]
Namun, selain keuntungan kamu juga perlu memperhatikan beberapa biaya yang harus ditanggung investor, seperti:
- Selling fee atau biaya unit penyertaan. Biaya tersebut biasanya ditanggung oleh investor saat membeli produk reksadana.
- Switching fee atau biaya pengalihan unit penyertaan biaya tersebut baru akan ditanggung investor saat ia melakukan pengalihan yaitu saat investor memindahkan investasi dari satu efek ke efek yang lain.
- Redemption fee atau biaya penjualan kembali unit penyertaan. Biaya tersebut baru akan ditanggung investor yang hanya memiliki reksadana di tahun tertentu saja. Sedangkan untuk investor yang sudah memiliki reksadana yang cukup lama tidak akan dikenakan redemption fee.
- Biaya transfer bank. Biaya tersebut akan ditanggung investor saat membeli dan mencairkan produk reksadana, jika rekening yang dimiliki investor berbeda dengan manajer investasi. Untuk besaran biayanya berada di angka 0 persen hingga tiga persen dari nilai transaksi.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas kalau reksadana merupakan salah satu investasi menguntungkan dengan risiko yang kecil. Nah, buat kamu yang ingin mendapatkan banyak keuntungan dari investasi, kamu bisa menanamkan modal ke instrumen reksadana.
Keuntungan yang kamu dapatkan dari investasi bisa dipergunakan untuk mendirikan usaha agar kekayaanmu semakin berlipat ganda. Agar bisnis kian berkembang, kamu bisa mengajukan pendanaan di Pintek, salah satunya yaitu Pendanaan PO/Invoice.
Kamu bisa mendapatkan pinjaman hingga miliaran rupiah dengan bunga efektif mulai dari 1,5 persen hingga 2,5 persen dan tenor pinjaman mencapai enam bulan atau mengikuti jatuh tempo invoice.
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut, kamu bisa mengunjungi situs resmi Pintek atau melakukan diskusi dengan tim Pintek melalui TanyaPintek. Kamu juga dapat menghubungi Pintek di nomor 021-50884607.
Kamu juga bisa mendapatkan informasi menarik seputar Pintek dengan mengunjungi laman Instagram Pintek di @pintek.id dan @pintek.biz.