Bisnis

Cerita Inspiratif UKM Pendidikan Sukses Raup Omzet Hingga Rp 8 Miliar!

Cerita inspiratif dari orang-orang sukses memang bisa menjadi salah satu motivasi bagi banyak orang untuk menggapai kesuksesan dan impiannya.

Pasalnya tak bisa dipungkiri kalau perjalanan kesuksesan seseorang kerap dijadikan acuan untuk mereka yang tengah berjuang meraih keberhasilan. Itulah mengapa cerita inspiratif para orang sukses selalu diminati oleh banyak orang.

Oleh karena itu, Pintek ingin berbagi cerita inspiratif dari UKM pendidikan yang berhasil mendirikan dan menjalankan bisnisnya di sektor pendidikan hingga sukses meraup keuntungan mencapai miliaran rupiah.

Ma’ruf Ikhsan adalah pemilik CV Insan Kencana yang telah terjun ke bisnis pendidikan sejak tahun 2013. Berawal dengan hanya menjual buku dan alat tulis, kini Ikhsan merambah ke sektor elektronik seperti laptop, komputer, printer dan lainnya.

Melalui sambungan telepon dengan tim Pintek, Ikhsan bercerita perihal perjalanannya merintis bisnis hingga sukses seperti sekarang.

“Saya mulai terjun berbisnis di tahun 2013 dengan menjual buku dan menawarkan langsung ke sekolah-sekolah,” cerita Ikhsan.

Baca Juga: Kisah Sukses UKM Pendidikan, Berhasil Raup Untung Rp 1 Miliar dalam Setahun!

Untuk mengembangkan bisnis, Ikhsan kemudian merambah ke SIPLah. Lewat SIPLah, Ikhsan mengaku mendapat banyak sekali pesanan dari sekolah.

“Di tahun 2019, saya mulai berjualan di SIPLah dengan menjual buku dan perlengkapan pembelajaran elektronik. Setelah itu, saya juga merambah ke e-katalog di tahun 2021,” ungkap Ikhsan.

Produk apa saja yang paling laris manis di pasaran?

Produk apa saja yang paling laris manis di pasaran?

Ikhsan bercerita kalau selama menjalankan bisnis pendidikan, hampir seluruh produk laku keras di pasaran karena memang targetnya adalah lembaga pendidikan.

Meski begitu Ikhsan mengaku kalau produk yang memberikan keuntungan besar adalah barang elektronik seperti laptop, proyektor, tablet, perangkat komputer dan lainnya karena harganya yang lebih mahal ketimbang produk lainnya.

“Untuk dapat keuntungan maksimal, saya harus kreatif juga menjual produk yang memang dibutuhkan oleh sekolah. Jadi tidak terpaku dengan satu produk saja,” ujar Ikhsan.

Lebih lanjut Ikhsan bercerita kalau di masa pandemi buku dan alat tulis memang kurang peminat. Namun, produk elektronik justru banyak dipesan oleh sekolah yang memang dibutuhkan untuk pembelajaran online.

Agar mendapat banyak pesanan dari pihak sekolah, para pelaku usaha juga harus aktif mendekati pihak sekolah, mulai dari mendatangi sekolah, mencari tahu kebutuhan mereka dan melakukan penawaran.

“Kita juga harus gesit datang ke sekolah-sekolah untuk melakukan penawaran dan menjelaskan juga pemahaman terkait penggunaan dana BOS yang mereka dapatkan,” cerita Ikhsan lebih lanjut.

Seperti diketahui kalau sekolah diharuskan untuk membelanjakan dana BOS dari pemerintah agar bisa mendapat Bantuan Operasional Sekolah di tahap selanjutnya.

Setelah sudah masuk di langkah tersebut, para vendor bisa mengarahkan pihak sekolah untuk melakukan pemesanan kebutuhan pembelajaran melalui SIPLah. Dengan begitu proses Pengadaan Barang Jasa (PBJ) di sekolah dapat berjalan lebih optimal.

Tantangan menjalankan bisnis pendidikan

Tantangan menjalankan bisnis pendidikan

Jika berbicara tentang bisnis tak melulu berjalan mulus, ada saja kendala yang membuat bisnis tidak berjalan maksimal. Bahkan tak sedikit pengusaha yang terpaksa harus menutup usahanya lantaran terus mengalami kerugian.

Hal serupa juga dialami oleh Ikhsan selama delapan tahun berkecimpung di bisnis pendidikan, yakni:

1. Pesaing atau kompetitor

Tantangan dalam menjalankan bisnis itu adalah pesaing. Bagaimana caranya agar pihak sekolah menjadi pembeli loyal dan tidak berpaling ke vendor lain.

“Kita juga harus cerdas menggaet sekolah untuk memilih saya sebagai vendor tetap mereka. Caranya sih paling memberikan pelayanan terbaik dan banyak membantu pihak sekolah, misal membuat laporan dana BOS dan lainnya,” ucap Ikhsan.

Pasalnya tak bisa dipungkiri kalau faktor utama agar bisnis dapat bertahan yaitu kepercayaan serta rasa nyaman dan aman dari pihak pembeli.

Seperti kata pepatah, “Pembeli Adalah Raja”, maka layanilah pembeli dengan maksimal karena itulah salah satu kunci sukses keberhasilan sebuah usaha.

Baca Juga: Strategi Bisnis dari Vendor Pendidikan Agar Toko Laris Manis Setiap Hari!

2. Jam terbang

Jam terbang juga menjadi salah kendala yang harus dihadapkan oleh Ikhsan saat baru memulai bisnis. Pasalnya, Ia harus bersaing dengan vendor-vendor besar yang memang sudah lama bermain di sektor pendidikan.

Meski begitu Ikhsan mengaku kalau seiring berjalannya waktu, Ia dan tim bisa melewati masalah tersebut dengan cermat membaca pasar sehingga mengetahui apa saja yang dibutuhkan oleh sekolah.

“Harus pintar baca pasar dan harus terarah dan terukur juga. Dengan begitu, perlahan tapi pasti kita pasti bisa mengetahui seluk beluk bisnis di ranah besar,” ucap Ikhsan.

3. Pendanaan

Selain dua tantangan tersebut, Ikhsan bercerita kalau masalah terbesar selama menjalankan bisnis adalah pendanaan. Soalnya sekolah melakukan pesanan barang terlebih dahulu, lalu vendor menyiapkan semua barang pesanan, setelah barang sudah diterima oleh sekolah baru akan dibayar.

“Saya harus menyiapkan dana terlebih dahulu untuk bisa memenuhi seluruh pesanan dari sekolah karena percuma kalau banyak pesanan tapi tidak punya modal yang cukup, ya hasilnya juga nihil,” lanjut Ikhsan.

Ikhsan berkata kalau jika tidak ada modal, maka realisasinya adalah NOL dan tentu saja membuat bisnis tidak dapat berjalan lancar karena kesulitan memenuhi seluruh pesanan dari sekolah.

Kondisi tersebut membuat Ikhsan mengajukan pendanaan di Pintek untuk membantunya dalam mengembangkan bisnisnya.

“Sangat terbantu dengan Pintek karena saya jadi bisa memenuhi seluruh pesanan sekolah. Perputaran bisnis jadi lebih cepat dan memberikan dampak besar terhadap perkembangan bisnis yang saya jalani,” ujar Ikhsan.

Lebih lanjut bercerita tentang Pintek, Ikhsan mengaku pertama kali mengajukan pembiayaan di tahun 2021 dan sudah melakukan dua kali pendanaan, mulai dari Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar.

Selain memudahkan vendor mendapatkan pendanaan karena prosesnya yang mudah dan pencairannya cepat, pelayanan Pintek juga sangat baik.

“Pintek sangat membantu saya dalam mengembangkan bisnis. Pelayanannya juga sangat baik karena sangat fast response. Sejak mengajukan pendanaan di Pintek, saya sudah meraup omzet hingga Rp 8 miliar. Nilai yang sangat fantastis bagi saya,” ungkap Ikhsan.

Baca Juga: Kenalan dengan Pintek, Fintech Legal Berizin OJK yang Berikan Solusi Pendanaan di Indonesia!

Ya, Pintek adalah perusahaan fintech yang berkomitmen memberikan bantuan secara penuh kepada para pemangku kepentingan di bidang pendidikan, mulai dari orangtua atau siswa, lembaga pendidikan serta UKM pendidikan.

Untuk UKM pendidikan yang membutuhkan dana untuk mengembangkan usahanya bisa mengajukan produk Pendanaan PO/Invoice dan berkesempatan mendapat pembiayaan hingga miliaran rupiah.

Bunga yang dibebankan juga sangat kompetitif yaitu bunga efektif mulai dari 1,5 hingga 2,5% dengan tenor mencapai enam bulan atau mengikuti tanggal jatuh tempo invoice.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut, kamu bisa mengunjungi situs resmi Pintek atau melakukan diskusi dengan tim Pintek melalui TanyaPintek. Kamu juga dapat menghubungi Pintek di nomor 021-50884607.

Artikel Terkait

Back to top button