
7 Perbedaan Reksadana Saham dan Investasi Saham Serta Simulasi Keuntungannya!
Masih banyak orang yang menganggap kalau investasi saham dan reksadana saham merupakan instrumen yang sama. Padahal meski sama-sama bermain di pasar saham, kedua investasi tersebut cukup berbeda.
Salah satu perbedaan yang terlihat jelas yaitu dari cara kerjanya. Jika investasi saham langsung investor yang mengelola dananya sendiri, sedangkan reksadana uang investor dikelola oleh perusahaan manajemen investasi investasi.
Tak hanya itu, untuk terjun ke investasi saham kamu perlu mengeluarkan modal yang cukup besar. Sementara reksadana bisa dimulai dengan hanya puluhan ribu rupiah. Gak heran kalau instrumen yang satu ini banyak diburu oleh para investor pemula. Kenapa?
Selain modalnya minim, reksadana yang berkecimpung di sektor saham dapat memberikan return yang besar dan risiko yang lebih kecil ketimbang investasi saham langsung. Pasalnya, kalau kamu tidak mengetahui waktu yang tepat untuk menjual dan membeli saham yang akan berisiko pada kebangkrutan.
Oleh karena itu, buat kamu investor pemula tapi ingin bermain di sektor saham disarankan untuk berinvestasi di reksadana sebelum nyemplung ke investasi saham langsung.
Baca Juga: Modal Ratusan Ribu Untung Jutaan Rupiah, Begini Cara Kerja Investasi Reksadana!
Namun, sebelum kamu memutuskan untuk berkecimpung di pasar saham, ada baiknya kamu juga mengetahui beberapa jenis reksadana yang populer di Indonesia. Apa saja? Berikut di antaranya:
- Reksadana pasar uang umumnya mengalihkan dana investasi ke produk pasar uang, seperti deposito dan surat berharga yang jatuh temponya di bawah satu tahun. Instrumen yang satu ini juga dikenal dengan risiko yang kecil dengan return yang lebih besar ketimbang deposito.
- Reksadana pendapatan tetap mengalokasikan dana investasinya ke obligasi milik pemerintah dan swasta serta sektor pasar uang. Pendapatan tetap juga menawarkan risiko kecil tapi imbal hasilnya lebih besar dari reksadana pasar uang.
- Reksadana campuran membagi dana ke beberapa instrumen yakni saham, obligasi, dan pasar uang. Reksadana campuran juga memiliki return yang besar namun risikonya juga cukup besar tapi lebih rendah dari reksadana saham.
- Reksadana saham menjadi salah satu instrumen favorit para investor yang memiliki karakter agresif. Soalnya, jenis reksadana yang satu ini dapat memberikan return yang tinggi dengan tingkat risiko yang juga tinggi. Sesuai namanya, manajer investasi akan mengalihkan dana investor ke pasar saham dan juga pasar uang.
Gimana sekarang udah tahu kan jenis reksadana yang kini diburu banyak orang untuk meraup pundi-pundi rupiah. Nah, seperti yang sudah dijelaskan di atas, kalau sektor saham memang menjadi salah satu primadona para investor.
Untuk lebih jelasnya, yuk simak langsung saja mengenai instrumen saham yakni investasi saham langsung dan juga reksadana saham di bawah ini:
Perbedaan investasi saham dan reksadana saham
Investasi saham langsung adalah Investasi yang dilakukan secara mandiri (investor mengelola dana dan membeli sesuai yang diinginkan). Sedangkan investasi reksadana adalah investasi yang dikelola oleh perusahan aset manajemen dan investor tidak dapat leluasa memilih instrumen investasi saham.
Akan tetapi, enaknya bermain di reksadana kamu tidak perlu pusing mengambil keputusan untuk menjual maupun membeli saham, karena investasi yang kamu miliki akan dikelola oleh manajer investasi yang sudah berpengalaman.
Baca Juga: Mulai Rp 50 Ribu, Gini Cara Investasi Reksadana Online yang Menguntungkan!
Lalu, apalagi perbedaan kedua jenis investasi ini? Berikut di antaranya:
No | Perbedaan | Investasi saham | Reksadana saham |
1 | Pengelola dana | Dana akan dikelola oleh investor, tapi kamu bisa berkonsultasi dengan pialang atau broker sebelum membeli atau menjual saham dengan tujuan untuk meminimalisir kerugian dan mendapatkan imbal hasil yang maksimal. | Dana dikelola oleh perusahaan penyedia reksadana. Jadi, kamu tidak perlu memantau pergerakan saham setiap saat, karena perusahaan tersebut akan menambahkan nilai investasi kamu. |
2 | Tingkat risiko | Risiko yang ditanggung oleh investor jauh lebih tinggi karena segala keputusan sepenuhnya ada di tangan investor, bahkan dapat berisiko mengalami kebangkrutan apabila investor tersebut tidak memahami betul teknik bermain saham. | Bagi pemula yang ingin berinvestasi saham disarankan memilih reksadana karena risiko lebih minim ketimbang investasi saham langsung. Pasalnya, kamu tidak mengambil keputusan investasi sendiri. |
3 | Imbal hasil | Investasi saham memang dikenal dapat memberikan imbal hasil yang sangat besar. Akan tetapi, ada beberapa biaya yang harus ditanggung oleh investor yaitu biaya online trading sekitar 0,1 hingga 0,3 persen. | Karena reksadana diatur oleh perusahaan aset manajemen, maka kamu akan dikenakan fee setiap melakukan penarikan dana yang nominalnya tergantung dari negosiasi antara kedua belah pihak. |
4 | Minimum investasi | Dana yang digelontorkan untuk terjun di investasi saham memang terbilang cukup besar, bahkan bisa mencapai jutaan rupiah. Tapi, kamu tidak boleh mengeluarkan uang lebih dari 5 persen dari kekayaanmu. Kamu dapat men-top up secara berkala jika kamu sudah memahami cara kerja saham. | Kini sudah banyak perusahaan aset manajemen yang menawarkan modal investasi mulai dari puluhan ribu rupiah. Jadi, kamu tidak perlu merogoh kantong besar untuk berinvestasi. |
5 | Pajak | Selain biaya online trading kamu juga akan dikenakan pajak sebesar 0,1 persen setiap melakukan penjualan. Gak cuma itu, kamu juga akan dikenakan pajak 10 persen saat mendapatkan dividen. | Menurut Bareksa, reksadana merupakan investasi yang tidak dikenakan pajak. Akan tetapi, kamu wajib melaporkan keuntungan reksadana ke dalam laporan SPT tahunan. |
6 | Proses pencairan dana | Proses pencairan dana di investasi saham tidak membutuhkan waktu yang lama karena tidak melalui pihak ketiga. Jadi dana akan lebih cepat masuk ke rekening kamu. | Untuk proses pencairan dana reksadana membutuhkan waktu yang lebih lama karena menggunakan agen pengelola. Biasanya dana akan masuk ke rekening investor sekitar lima hari kerja. |
7 | Keleluasaan memilih saham | Investor dapat membeli saham apapun yang diinginkan karena dana dikelola langsung oleh investor. | Dana yang digelontorkan oleh investor ke perusahaan asset management, maka dana akan menjadi tanggung jawab perusahaan tersebut. Oleh karena itu, investor tidak memiliki andil dalam proses pemilihan saham. |
Simulasi perhitungan keuntungannya
Andre bekerja di perusahaan swasta dengan gaji per bulan sebesar Rp 6 juta. Maka, Andre diharuskan untuk menyisihkan penghasilannya sebesar Rp 600 ribu untuk berinvestasi. Lalu berapa keuntungan yang didapatkan Andre jika bermain di sektor saham, baik investasi langsung maupun reksadana.
1. Investasi saham langsung
- Rp 600.000 X 12 bulan = Rp 7.200.000.
- Estimasi harga saham PT. ABC Rp 5.000 per lot. Maka, Andre mendapatkan 1.440 lot saham PT. ABC.
- Dalam waktu satu tahun saham PT. ABC mengalami fluktuasi harga yang jika diakumulasi sebesar Rp 5.200 per lot.
- Biaya online trading sebesar 0,1 persen.
- Biaya pajak penjualan sebesar 0,1 persen.
- Andre mendapatkan dividen dari perusahaan sebesar Rp 500.000
- Biaya pajak dividen sebesar 10 persen.
Maka, Andre memperoleh keuntungan sebesar Rp 5.200 X 1.440 lot yaitu Rp 7.488.000. Andre, mendapatkan dividen sebesar Rp 500.000. Berarti, Andre mendapat keuntungan sebesar Rp 7.488.000 – Rp 7.200.000 = Rp 288.000 + Rp 500.000 yaitu Rp 788.000.
Akan tetapi, Andre diharuskan membayar beberapa biaya seperti yang disebutkan di atas yakni Rp 788.000 – (0,1 persen biaya online trading + 0,1 persen biaya pajak penjualan + 10 persen pajak dividen) = Rp 80.217. Berarti Rp 788.000 – Rp 80.217 yaitu Rp 707.782.
Dengan begitu, total uang yang dimiliki Andre sebesar Rp 7.200.000 + Rp 707.782 = Rp 7.907.782.
2. Reksadana saham
- Rp 600.000 X 12 bulan = Rp 7.200.000.
- Estimasi return reksadana di pasar saham dalam setahun sebesar 8,3 persen.
- Biaya manajemen aset Rp 50.000 setiap melakukan penarikan dana.
- Tidak dikenakan biaya pajak keuntungan.
Rp 7.200.000 X 8,3 persen = Rp 597.600. Namun, Andre harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 50.000 untuk membayar fee manajemen aset. Jadi, keuntungan yang diperoleh Andre sebesar Rp 597.600 – Rp 50.000 = Rp 547.600. Maka, uang yang dimiliki Andre sebesar Rp 7.200.000 + Rp 547.600 yaitu Rp 7.747.600.
Dari estimasi perhitungan di atas disimpulkan bahwa return antara kedua investasi tersebut memiliki selisih keuntungan yang kecil. Namun, risiko investasi saham sangatlah besar karena dana dikelola langsung oleh investor.
Oleh karena itu, para ahli menyarankan agar kamu terutama investor pemula yang ingin terjun di sektor saham sebaiknya memilih investasi reksadana karena dana dikelola oleh manajer investasi yang sudah ahli dibidangnya.
Namun, bukan berarti kamu tidak boleh bermain di investasi saham langsung. Akan tetapi, kamu harus benar-benar memahami betul cara kerja investasi saham langsung untuk meminimalisir terjadinya kerugian.
Baca Juga: Cara Investasi untuk Pemula, Rekomendasi dan Simulasi Keuntungannya!
Kembangkan pundi-pundi kekayaanmu
Reksadana saham maupun investasi saham memang dapat memberikan keuntungan yang menggiurkan asal kamu sabar dan konsisten. Selain investasi, kamu juga dapat menghasilkan banyak pundi-pundi rupiah dengan terjun berbisnis. Terbukti, mayoritas orang terkaya adalah seorang pengusaha.
Kamu dapat memulai bisnis dari keuntungan investasi yang kamu dapatkan. Sedangkan untuk melebarkan sayap bisnis, kamu dapat memanfaatkan pinjaman modal usaha dari Pintek.
Ya, Pintek adalah perusahaan finansial teknologi yang menawarkan layanan keuangan untuk para pelaku bisnis di bidang pendidikan agar dapat mengembangkan bisnisnya.
Pintek sudah terdaftar di OJK dan AFPI dan sudah menerapkan standar kebijakan privasi berdasarkan sertifikasi ISO 27001:2013 yang akan menjamin data dan informasi peminjam. Dengan begitu, segala bentuk transaksi di Pintek akan terjamin keamanannya.
UKM pendidikan dapat mengajukan Pendanaan PO/Invoice dan PO/Invoice SIPLah untuk UKM yang bermain di SIPLah, LPSE, LKPP maupun e-Katalog. Melalui produk tersebut, UKM bisa mendapatkan pembiayaan hingga miliaran rupiah dengan bunga efektif mulai dari 1,5 persen hingga 2,5 persen dan tenor mencapai enam bulan atau mengikuti jatuh tempo invoice.
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut, kamu bisa melakukan diskusi dengan tim Pintek melalui TanyaPintek atau mengunjungi situs resmi Pintek maupun menghubungi melalui nomor telepon 021-50884607.