Keuangan

Cara Berinvestasi Untuk Mempersiapkan Biaya Pendidikan Anak, Jangan Sampai Menyesal!

Cara berinvestasi hingga kini masih menjadi salah satu topik yang dicari oleh banyak orang, salah satu tujuannya yaitu untuk mempersiapkan dana pendidikan anak.

Bagaimana tidak, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), diketahui jika biaya pendidikan anak mengalami kenaikan setiap tahunnya yaitu sekitar 10% hingga 15%.

Hal itu disebabkan lantaran sektor pendidikan mengalami inflasi mencapai 3,81% khususnya untuk biaya uang pangkal. Maka, tidak heran jika biaya pendidikan anak masih menjadi salah satu pengeluaran terbesar bagi banyak masyarakat hingga saat ini.

Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, menentukan strategi paling efektif cara berinvestasi pun dinilai sebagai solusi yang perlu dilakukan oleh para orang tua di zaman sekarang.

Baca Juga: Mulai Rp 50 Ribu, Gini Cara Investasi Reksadana Online yang Menguntungkan!

Tips mengelola keuangan untuk investasi di masa depan

tips mengelola keuangan untuk cara berinvestasi

Memiliki kehidupan layak di masa depan, termasuk salah satunya mampu membiayai biaya pendidikan anak hingga di bangku perguruan tinggi pastinya menjadi dambaan bagi setiap orang tua.

Oleh karena itu, mengelola keuangan dengan bijak dan tepat sesuai kebutuhan serta tujuan finansial pun menjadi langkah awal yang harus dilakukan oleh para orang tua mulai dari sekarang.

Ada beberapa tips mengelola keuangan yang bisa kamu terapkan sebagai bentuk investasi di masa depan. Tips yang pertama yaitu, tetapkan anggaran pengeluaran setiap bulannya.

Buatlah perencanaan keuangan yang dibutuhkan dan jangan lupa juga untuk membuat pos-pos keuangan secara jelas dan detail. Sebab, dengan begitu maka kamu bisa mengetahui tingkat skala prioritas kebutuhan dari yang sangat penting hingga tidak terlalu penting.

Tips kedua yaitu, buat catatan pemasukan dan pengeluaran keuangan sebagai bahan evaluasi pribadi di akhir bulan. Membuat catatan arus keuangan juga dapat membantu kamu mencari tahu apakah pengeluaran setiap bulannya sudah sesuai dengan perencanaan keuangan yang sudah dibuat.

Selain itu, kamu juga bisa menyisihkan sebagian kecil dari gaji yang didapat setiap bulannya untuk dialokasikan ke instrumen investasi. Secara umum, idealnya alokasi untuk investasi yaitu sebanyak 10% dari pendapatan.

Nah, agar tetap bisa konsisten mengalokasikan sebagian pendapatan untuk investasi, maka sebaiknya kamu melakukan hal ini di awal saat baru mendapatkan gaji bukan menunggu sisa gajian.

Baca Juga: 6 Cara Pengelolaan Keuangan yang Cermat Untuk Masa Depan Cerah!

Strategi cara berinvestasi untuk biaya pendidikan anak

cara berinvestasi untuk biaya pendidikan anak

Cara berinvestasi setiap orang mungkin akan berbeda-beda tergantung dari tujuan finansial masing-masing investor.

Namun, jika kamu adalah para orang tua yang ingin berinvestasi untuk mempersiapkan dana pendidikan anak di masa depan, setidaknya ada dua strategi utama yang harus diperhatikan.

1. Pilih instrumen investasi sesuai profil risiko

Dalam kegiatan berinvestasi, memilih instrumen yang tepat sesuai dengan profil risiko adalah strategi wajib yang perlu dilakukan untuk meminimalisir potensi kerugian.

Ya, hal ini dikarenakan setiap orang pastinya memiliki tingkat toleransi yang berbeda-beda dalam menghadapi fluktuasi nilai investasi di pasar modal.

Ada sebagian orang yang bisa tetap santai meskipun nilai investasi sedang mengalami penurunan, tapi ada juga sebagian orang yang sangat panik menghadapi kondisi tersebut sehingga langsung memilih menjual aset investasinya.

Nah, dengan mengetahui profil risiko yang kamu miliki, maka hal ini akan sangat membantu kamu dalam menentukan instrumen investasi mana yang dinilai paling tepat.

2. Tentukan jangka waktu investasi

Menentukan jangka waktu investasi juga menjadi strategi cara berinvestasi lainnya yang tidak kalah penting untuk kamu pikirkan.

Pasalnya, dengan mengetahui seberapa lama kamu akan berinvestasi untuk mengumpulkan biaya pendidikan anak, maka hal ini akan membantu kamu dalam memilih instrumen investasi yang paling memungkinkan untuk mewujudkan tujuan tersebut.

Semakin pendek jangka waktu berinvestasi (di bawah setahun hingga tiga tahun), maka kamu bisa memilih instrumen yang memiliki volatilitas nilai rendah dan imbal hasil stabil seperti reksadana pasar uang, deposito, atau obligasi negara seperti ORI, Sukuk, dan sebagainya.

Namun, untuk jangka menengah atau panjang (di atas lima tahun), kamu bisa lebih fleksibel memilih instrumen investasi. Bisa di instrumen dengan volatilitas rendah seperti yang telah disebutkan sebelumnya, atau yang tinggi seperti saham atau reksadana saham.

Baca Juga: Strategi Jitu Mempersiapkan Dana Pendidikan Anak dari Financial Expert!

Kenali profil risiko sebelum memulai cara berinvestasi

profil risiko investasi

Setiap investor pastinya memiliki profil risiko masing-masing. Oleh karena itu, mengetahui profil risiko sebelum memulai investasi juga sangatlah penting. Profil risiko sendiri dibagi ke dalam tiga jenis tipe; Konservatif, Moderat dan Agresif.

1. Konservatif

Profil risiko konservatif adalah tipe investor yang cenderung takut berspekulasi, menginginkan investasi yang aman, menginginkan tingkat return yang cenderung stabil, dan mudah panik ketika nilai investasi pokok berkurang karena fluktuasi harga.

Oleh karenanya, investor dengan karakteristik seperti ini lebih memilih investasi dengan tingkat risiko yang rendah seperti misalnya reksadana pasar uang, deposito, emas dan logam mulia.

Akan tetapi, karena tingkat risikonya rendah, maka tingkat imbal hasil atau return yang dapat dihasilkan oleh investor konservatif juga cenderung lebih kecil jika dibandingkan dengan investasi saham.

2. Moderat

Investor dengan profil risiko moderat umumnya lebih berani dibanding tipe konservatif dan umumnya memiliki tujuan finansial jangka menengah.

Investor tipe ini memiliki tingkat toleransi yang cukup berani dalam mengambil risiko bermain di pasar yang lebih fluktuatif supaya bisa mendapat return besar.

Instrumen investasi yang bisa dipilih adalah reksadana campuran. Instrumen investasi tersebut returnnya cukup besar, tapi risikonya tidak sebesar investasi saham.

3. Agresif

Investor bertipe agresif yang memiliki ambisi besar untuk mendapatkan “giant fish”. Investor tipe ini biasanya sangat berani dalam mengambil risiko kerugian dalam berinvestasi. Toleransinya terhadap penurunan nilai investasi juga lebih tinggi.

Oleh karena itu, instrumen saham dianggap sebagai yang paling tepat untuk investor yang memiliki profil risiko agresif.

Jenis instrumen investasi jangka panjang

jenis instrumen investasi jangka panjang

Investasi jangka panjang dinilai sebagai pilihan tepat untuk mempersiapkan biaya pendidikan anak di masa depan. Namun, investasi jangka panjang juga dibagi ke dalam beberapa jenis yang perlu kamu ketahui agar dapat memilih mana yang paling sesuai dengan profil risiko. Berikut di antaranya.

Baca Juga: Investasi Jangka Panjang Jaminan Masa Tua Bahagia, Kenali Produknya!

1. Investasi properti

Investasi properti merupakan salah satu pilihan menarik yang bisa dipertimbangkan ketika kamu ingin berinvestasi jangka panjang. Kamu bisa memilih untuk membeli rumah, tanah, apartemen, bangunan ruko atau lainnya untuk disewakan atau dijual kembali.

Instrumen investasi ini juga terbukti dapat memberikan keuntungan yang tinggi di masa depan karena harga tanah dan bangunan akan selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya.

Meskipun begitu, memulai investasi properti juga membutuhkan modal yang cukup besar. Belum lagi ditambah dengan adanya biaya perawatan yang juga tidak murah.

Agar keuntungan yang diperoleh dari jenis investasi ini semakin besar, kamu harus pandai dalam memilih lokasi ketika ingin membeli properti. Pasalnya, lokasi yang tepat juga akan mempengaruhi nilai jualnya.

2. Investasi emas atau logam mulia

Selain dapat memberikan keuntungan dalam jangka panjang, emas atau logam mulia juga merupakan salah satu jenis investasi yang menjadi favorit banyak orang karena dianggap paling aman (safe haven) dan kebal krisis.

Logam mulia juga termasuk ke dalam aset likuid yang artinya jenis aset satu ini tergolong mudah untuk dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu yang relatif singkat. Sehingga, bagi kamu yang memiliki profil risiko konservatif, emas atau logam mulia adalah salah satu pilihan tepat berinvestasi.

Namun sayangnya, karena tingkat risiko kerugian dari investasi emas ini tergolong rendah, maka tingkat keuntungan investasi emas juga tidak terlalu besar.

Akan tetapi, jika kamu memiliki jumlah emas yang banyak dan disimpan selama beberapa tahun ke depan (minimal lima tahun), hal ini tidak menutup kemungkinan kalau nantinya kamu bisa mendapatkan keuntungan yang cukup menggiurkan.

Baca Juga: Apa Itu Tabungan Emas? Instrumen yang Cocok untuk Mahasiswa dan Ibu Rumah Tangga

3. Investasi saham

Sudah tidak diragukan lagi jika saham adalah salah satu pilihan investasi jangka panjang terbaik dan paling efektif  untuk menghasilkan keuntungan berlimpah. Dengan berinvestasi saham, maka artinya kamu membeli sebagian dari kepemilikan suatu perusahaan.

Saat ini, ada banyak sekali para investor saham yang berhasil mengumpulkan pundi-pundi rupiah bahkan menjadi miliarder dari hasil keuntungan berinvestasi saham.

Namun sebelum mulai berinvestasi saham, ada baiknya jika kamu membekali diri terlebih dahulu dengan kemampuan analisis fundamental yang bagus.

Sebab, dengan begitu maka nantinya kamu jadi paham dan tidak salah pilih dalam menentukan emiten mana yang paling terbaik dan menguntungkan untuk kegiatan investasi jangka panjang.

Baca Juga: Investasi Saham Bikin Cuan, Begini Perhitungan Keuntungannya!

4. Investasi obligasi

Obligasi negara menjadi salah satu pilihan investasi jangka panjang yang tepat. Soalnya dengan membeli obligasi maka negara memiliki utang ke kamu.

Maksudnya, negara sebagai debitur atau pengutang meminjam dana dari kamu dan nantinya kamu akan menerima uang pinjaman kembali beserta bunganya.

Jadi, cara kerja obligasi negara dengan memberikan kupon dan kupon tersebut bisa dibilang sebagai bunga yang nantinya bisa kamu cairkan.

5. Reksadana saham

Hampir mirip seperti investasi saham individual, reksadana saham juga merupakan salah satu jenis instrumen investasi jangka panjang yang dinilai mampu memberikan keuntungan berlimpah.

Hanya saja pada reksadana saham, dana yang kamu investasikan akan dikelola langsung oleh manajer investasi yang sudah ahli dalam memilih produk reksadana saham.

Jadi, jenis investasi ini dinilai sangat cocok untuk kamu yang tidak punya banyak waktu untuk memantau pasar modal dan melakukan analisis.

Akan tetapi, karena dana investasinya dikelola oleh manajer investasi, maka kamu perlu mengeluarkan uang untuk membayar fee agen pengelola.

Baca Juga: 7 Perbedaan Reksadana Saham dan Investasi Saham Serta Simulasi Keuntungannya!

Mengembangkan keuntungan investasi di sektor bisnis

cara berinvestasi untuk mempersiapkan biaya pendidikan anak

Agar keuntungan investasi terus berkembang dan dapat menjadi sumber penghasilan baru bagi pemiliknya, maka kamu bisa mempertimbangkan untuk memutarkan keuntungan tersebut ke sektor bisnis.

Namun, agar proses merintis bisnis berjalan lancar, sebaiknya pilihlah sektor bisnis yang memang memiliki prospek menjanjikan bukan hanya untuk satu atau dua tahun ke depan, tapi untuk jangka panjang.

Salah satunya yang mungkin bisa dipertimbangkan adalah bisnis di sektor pendidikan. Kenapa begitu? Sebab, sampai saat ini pendidikan masih menjadi salah satu kebutuhan pokok banyak orang dan ini akan terus terjadi sampai kapan pun.

Nah, supaya bisnis UKM pendidikan yang dijalankan semakin berkembang pesat, modal bisnis pastinya menjadi salah satu kunci yang perlu diperhatikan. Namun, kamu tidak perlu khawatir soal ini karena Pintek hadir menawarkan solusinya.

Pintek adalah perusahaan fintech untuk pendidikan yang memiliki misi untuk mendorong transformasi pendidikan di Indonesia melalui layanan keuangan. Artinya bagi kamu yang menjalankan bisnis di sektor pendidikan, maka dapat mengajukan pembiayaan di Pintek agar bisnis dapat terus berjalan dan berkembang maksimal.

Melalui produk Pendanaan PO/Invoice, pebisnis di sektor pendidikan bisa mendapatkan pendanaan hingga miliaran rupiah dengan tenor mencapai 24 bulan. Selain itu, bunga yang dibebankan juga kompetitif mulai dari 0,9% hingga 2,5% tergantung dari credit scoring.

Untuk mendapatkan pendanaan di Pintek melalui produk PO/Invoice, vendor pendidikan hanya perlu menjaminkan invoice atau tagihan yang sedang berjalan. Dana tersebut dapat digunakan untuk memenuhi pesanan sekolah seperti pengadaan laptop, buku, dan lainnya.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut, kamu bisa mengunjungi situs resmi Pintek atau melakukan diskusi dengan tim Pintek melalui TanyaPintek. Kamu juga dapat menghubungi Pintek di nomor 021-50884607.

Kamu juga bisa mendapatkan informasi menarik seputar Pintek dengan mengunjungi laman Instagram Pintek di @pintek.id dan @pintek.biz.

Artikel Terkait

Back to top button